Setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang 3jam… Akhirnya kami serombongan bisa menjejakkan kaki di tanah pulau Tidung. Kesan pertama yang terlihat adalah, pulau ini bersih dan cukup padat penduduk. Jalan-jalan antar area yang sempit, hanya bisa dilewati 2 bentor (becak bermotor) yang khas, tetapi tidak ada yang rusak.
Sarana transportasi yang tersedia pun hanya sepeda, sepeda motor dan bentor. Dan… Selama disana, saya tidak melihat mobil sama sekali.
Alhasil, udara di pulau pun relatif bersih dan membuat pikiran jadi lebih tenang dan rileks. Seperti contohnya pasangan yang ada di rombongan ini, jadi lebih mesra 🙂
Nah… Setelah rehat sejenak, berbagai aktivitas pun sudah menunggu untuk dinikmati.
Untuk hari pertama, Sabtu, 3 Sept 2016, aktivitasnya sebagai berikut :
- Snorkling
- Banana Boat
- Refresh di jembatan cinta
- Menikmati sunset di pantai saung cemara kasih
Untuk hari kedua, Minggu, 4 Sept 2016, aktivitas di pulau sebagai berikut :
- Menikmati sunrise di pantai jembatan cinta
- Refresh di pantai saung cemara kasih dan saung perawan atau tetap di pantai jembatan cinta
Snorkling
Awalnya kami semua berpikir bahwa snorkling ini akan dilakukan di pantai dekat dengan penginapan… Eh, ternyata meleset.
Snorkling ini dilakukan di dekat pulau tak berpenghuni, yang ditempuh sekitar 30menit dari pelabuhan.
Alhasil… Saya jadi takut sendiri. Lah saya daftar untuk 3 orang, saya dan kedua anak saya. Dan… Ketiga-tiganya ndak ada yang bisa berenang.
Yo wes…nekat aja. Bismillahirohmannirrohim… Pilah dan pilih pelampung yang sesuai. Lanjut ke pemilihan alat snorkling. Setelah beres… Langsung berangkat ke perahu.
Sampai di lokasi… Satu persatu menceburkan diri, termasuk saya dan kedua anak saya.
Dan… Berhubung tidak bisa berenang, saya pun memilih untuk dekat dengan kapal, dan berjaga-jaga jikalau ada sesuatu hal kurang diinginkan. Eh… Anak pertama, si kakak Ara, malah memisahkan diri… Lebih suka ikut sama temannya dan menjauh dari kapal. Sedangkan adik Barra antara takut dan ingin bereksplorasi… Malah membuat saya bekerja keras untuk membujuk agak tidak jauh dari kapal.
But… Overall… Subhanalloh… Allohu Akbar. Sungguh bagus pemandangan di dalam air. Banyak ikan dan terumbu karang yang bagus di dalamnya.
Padahal kondisi perairannya kurang bersih (menurut saya), terbukti banyak bungkus plastik yang bertebaran di permukaan air.
Saya tidak bisa membayangkan bagaimana indahnya pemandangan di dalam air di Raja Ampat yang sangat terkenal itu. #thumbsupbuatRajaAmpat
Banana Boat
Seperti yang sudah diketahui bersama, banana boat ya berupa kapal pelampung berbentuk pisang, yang ditarik oleh speed boat… Dan kemudian di akhir perjalanannya, semua penumpang akan digulingkan dari banana boat.
Dan berhubung badan sangat capek, setelah snorkling, dengan terpaksa banana boat dilewatkan.
Refresh di jembatan cinta
Karena lokasi banana boat berada di pantai jembatan cinta, sebagian besar dari rombongan, memilih melewatkan banana boat dan langsung bersantai, melepas penat setelah snorkling dan memesan makan dan minum sambil menikmati pemandangan tergulingnya banana boat… Dan juga sembari mengawasi anak-anak yang tidak ada rasa lelah, berlarian kesana kemari serta bermain pasir di tepi pantai.
Makan dan minumnya sangat standar pariwisata Indonesia. Es kelapa muda… Es jeruk… Es teh manis… Bakso… Batagor… Siomay… Tahu gejrot… Dan tak lupa… Mie instan.
Meski begitu… Rasanya sungguh nikmat. Lelah, penat dan capek karena snorkling bisa terobati dengan memesan itu semua.
Menikmati Sunset di pantai saung cemara kasih
Aktivitas yang ini pun terpaksa kami ganti lokasinya. Rencana awal, memang kita akan menikmati sunset di pantai saung cemara kasih, dan itupun berada di lokasi yang berseberangan dengan pantai jembatan cinta.
Berhubung badan masih capek… Kamipun sepakat untuk menikmati sunset di atas kapal yang membawa rombongan kembali ke pelabuhan (saya lupa namanya), dekat dengan penginapan kami.
Dan… Itupun tidak kalah menarik.
Itu hasil jepretan rekan yang sengaja memisahkan diri dan tidak ikut aktivitas yang sudah di rencanakan, untuk berburu sunset dan sunrise di pulau tidung.
Hasilnya… WUOOOOOOOOOOWWWWW… SUBHANALLOH. Cuantiknya maha karya sang Pencipta yang diabadikan melalui foto oleh kemampuan rekan saya yang profesional.